Assallamu’allaikum mass n’ miss semua-mua.
Hampir setiap hari kita berkendara, selalu saja melihat banyak motor yang menggunakan ban tidak standart pabrikan…ada yang di besarkan dan adapula yang malah dikecilkan dari ukuran standart pabrik…
Sebenarnya sih untuk merubah ukuran ban sah-sah saja…asalkan harus dalam batas aman dan layak jalan.
Contohnya jika massbro pingin mengganti ke ukuran yang lebih besar( lebar )…tentunya standart aman dan baiknya naik satu ukuran..
contoh : ukuran 90/80/17 maka baiknya naik ukuran nya menjadi 100/80/17.
lebih dari itu ,jika masih menggunakan pelk standart maka bentuk ban akan seperti donat…alias bulat lonjong…tentu saja napaknya atau daya rekatnya juga akan berkurang…dan yang jelas akan mempengaruhi sistim pengereman, dan juga motor akan berat tarikannya .
Tapi jika massbro tetap ingin pakai ban gambot…maka massbro harus pasang pelk tapak lebar juga…sah-sah saja…selagi masih dalam kewajaran…dan yang jelas harus ada duitnya dulu massbro…hehehe…
Dalam kasus ini yang jadi masalah adalah jika merubah ukuran ban menjadi kecil …alias di bikin ALAY…( sebutan umum komunitas ini…versi bloger-bloger motor indonesia yang saya aminin).
Coba gimana gak alay…biasanya pecinta alias komunitas ini seringnya juga tidak pasang spion dan anti menyalakan lampu….udah gitu bawa motornya seruntulan, selap-selip , kebanyakan masih berseragam SMU…motornya sih gak usah disebutin …pasti juga udah pada tahu…motor DOHC paling kencang …katanya eh..ngakunya….gak boleh sebut merk bro…ntar dikira BC .
Kalau dilihat secara kasat mata saja..ban cacing ini pastinya gak nyaman banget buat harian…karena bentuknya yang kecil , tentunya akan bahaya kalau belok..atau pas jalan berlubang …tapi kog ya masih dipakai ya…asik kali yak…dan anehnya lagi , ada moge yg pakai ban cacing…kalau yang ini sih bener-bener alay mode on .
Sebenarnya ada undang-undang gak sih yang mengatur ini ???
Pertanyaan ini berkaitan erat dengan persyaratan teknis dan laik jalan
kendaraan bermotor.
Menurut Pasal 48 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (UU LLAJ), ” setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan “.
Ketentuan mengenai persyaratan teknis dan laik jalan selanjutnya diatur dalam PP No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (“PP 55/2012”).
Sedangkan Aturan mengenai roda atau ban antara lain diatur dalam pasal :
1. Pasal 68 PP 55/2012
Yang mengatur bahwa kincup roda depan dengan batas toleransi lebih kurang 5 milimeter per meter (mm/m).
2. Pasal 73 PP 55/2012
Yang menyatakan bahwa kedalaman alur ban tidak boleh kurang dari 1 millimeter.
Aturan mengenai ukuran ban (diameter dan lebar telapak) memang tidak disebutkan dalam PP 55/2012.
Akan tetapi, terdapat ketentuan :
Pasal 16 ayat 2.
,Ban bertekanan sebagaimana dimaksud harus memiliki adhesi yang cukup, baik pada jalan kering maupun jalan basah.
Pelek dan ban bertekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang digunakan pada Kendaraan Bermotor harus memiliki ukuran
dan kemampuan yang disesuaikan dengan JBB atau JBKB.
Yang dimaksud dengan JBB adalah berat maksimum Kendaraan Bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya (Pasal 1 angka 16 PP 55/2012 ).
Sedangkan, JBKB adalah berat maksimum rangkaian Kendaraan Bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya (Pasal 1 angka 17 PP 55/2012 ).
Ukuran ban yang terlalu kecil atau terlalu besar (tidak sesuai dengan ukuran produksi aslinya) akan mempengaruhi kinerja dari sistem rem karena memiliki kemampuan yang
tidak sesuai dengan JBB atau JBKB sepeda motor tersebut. Walaupun tidak diatur secara jelas mengenai ukuran ban, akan tetapi mengingat aspek keselamatan terkait pemakaiannya menurut hemat kami hal tersebut masih termasuk kriteria persyaratan
teknis dan laik jalan kendaraan bermotor.
Petugas Kepolisian yang melakukan
pemeriksaan kendaraan bermotor secara insidental dilakukan terhadap pelanggaran yang terlihat secara kasat indera atau tertangkap oleh alat penegakan hukum secara elektronik (Pasal 14 ayat [3] PP No. 80 Tahun
2012 – “PP 80/2012”).
Pelanggaran lalu lintas yang terlihat secara kasat indera mencakup pelanggaran tata cara berlalu lintas, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), Tanda Coba Kendaraan Bermotor (TCKB), kelengkapan persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan kendaraan bermotor (Penjelasan Pasal 14 ayat [3] PP 80/2012 ).
Namun benar bahwa pelanggaran lalu lintas yang dapat ditindak hanyalah mengenai kedalaman alur ban berdasarkan Pasal 285 ayat (1) UU
LLAJ:
Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan
kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Jadi, mengenai penggunaan ban, polisi hanya dapat menindak soal kedalaman alur ban yang tidak boleh kurang dari 1 millimeter (Pasal 285 ayat [1] UU LLAJ jo Pasal 73 PP 55/2012). Sedangkan, soal ukuran diameter dan lebar telapak yang tidak sesuai dengan keluaran pabrik, semestinya tidak bisa ditindak karena tidak aturan yang secara tegas mengatur tentang hal itu. Meski demikian, ada baiknya penggunaan ban
sepeda motor sesuai spesifikasi atau yang direkomendasikan pabrik produsen demi menjaga keselamatan pengendaranya.
Wah- wah pusing ya kalau baca pasal-pasal gitu…apalagi saya yang sudah meringkas supaya gampang dipahami…heehe..
Jadi masabro…biarpun memakai ban cacing ( alay mode on ), itu tidak menyalahi hukum ,tapi ada baiknya dipertimbangkan lagi buat dipakai harian ( kecuali drag race ).
Ingat keselamatan lebih utama dan hargai juga keselamatan orang lain.
bonus :
kang…aku melu kang…..
Wassallamu’allaikum..
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Jika berkenan memberikan komentar, komentarlah dengan bijak, dan jika anda seorang blogger mohon sertakan ” link ” supaya kita bisa saling berbagi info.
motto : di udara kita saudara…di darat kita sahabat.
Powered by : m2000_production
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pastinya begitu 😀
SukaSuka
salah tp gk melanggar hukum
SukaSuka
Cuma membahayakan…hehehee
SukaSuka
diri sendiri dan orang lain pastinya.
SukaSuka
Betul bangets
SukaSuka
Masih podium
SukaSuka
black flag dah…
SukaSuka
Disku…
SukaSuka
http://kobayogas.com/2013/10/26/first-impression-untuk-alien-mata-belo-yamaha-r1-2013/
Harusnya yg kej gitu yg ditilang…less safety
SukaSuka
betul…tp gak ada aturan hukumnya..ntar dikira nyari2 kesalahan.
SukaSuka
Mencari sebab serta mencari alasan…
SukaSuka
apalagi saat gerimis mengundang..
SukaSuka
Manis di bibir….
SukaSuka
Mau doong jadi bagasinya kekkekek
SukaSuka
ai juga…ckckkk
SukaSuka
Kalau ban motor terlalu kecil dan atau terlalu besar, jadi tidak standar dengan body sepeda motor, sehingga akan berdampak buruk pada keseimbangan motor tersebut. Sebaiknya jangan dimodifikasi seperti itu, karena selain bisa membahayakan diri sendiri, juga pasti kenal tilang polisi hehe 😀
SukaSuka
kl tilang sih enggak..paling ditambah-tambahin pasalnya tuh pak pol.nya..hehe..
SukaSuka
Saya sudah berkomentar kok nggak muncul ya komentar saya hmmm aneh dech 😦
SukaSuka
wah…nyangkut di spam ternyata mbak…gimana nih kog bisa masuk spam…solusinya donk…makasih kunjunagnnya.
kehormatan bagi saya nih dikunjungi seorang webmaster.
SukaSuka
Yang pasti ga safe untuk dipakai dijalan raya…. Siap2 sering botjor…
http://macantua.wordpress.com/2013/10/26/riding-siang-hari-neraka-lalu-lintas/
SukaSuka
plus geal- geol
SukaSuka
Banget… Jalan ga rata dikit krasa sampe pantat… Kerja suspensi disiksa habis2an…
SukaSuka
judule menyiksa diri
SukaSuka
nyiksa pake banget kang hahahahaha
SukaSuka
tidak ada aturannya. cuma kurang safety
http://sarikurnia980.wordpress.com/2013/10/26/seperti-ini-p200ns-kalau-tidak-pakai-kondom/
SukaSuka
butuh kesadaran
SukaSuka
saiki maen bonus
SukaSuka
melu2 …rubuh2 gedang critane
SukaSuka
Kata Pak Pol, besar boleh kecil jangan.
SukaSuka
uang damainya…wkwkww
SukaSuka
wiss sa iki artikel e wis pake bonus 😀
SukaSuka
melu2 kancane…
SukaSuka
Reblogged this on CORETAN BAMBANG.
SukaSuka
moco pasal”e nganti njlimet mas,,pedes matane.
bareng deleng bonuse langsung mak byarrr padang matane
SukaSuka
hahaha…akeh tunggale…ky bar madang to…polatane dadi padang….
SukaSuka
moco pasal”e nganti njlimet mas,,pedes matane.
bareng deleng bonuse langsung mak byarrr padang matane
komen ku endi iki…
SukaSuka
uwis njedul
SukaSuka
nggih…aku manut aturan….
janji bonuse di ketutke nang nggon ku.. 😆
SukaSuka
hahaha…harus helm in dulu…
SukaSuka
Duluuuuuu…….
Saya pernah pakai ban ukuran 50/80-17 depan dan 60/90-17 belakang ukuran gear turun 4 ukuran dari standart biar tarikan maknyuss….
Sekarang………
Setelah baca2 artikel diblog2 otomotif dan mulai sadar akan safety, saya kembalikan kestandart, depan 70/90-17 tapi belakang naik dikit pake 100/90-17.ternyata selain terlihat lebih semok, pake ban standart lebih enak untuk menahan getaran jalalan rusak/polisi tidur.malahan pengen pake pelk NJMX untuk jupe sexeh ku mas
http://ferboesrichardson.wordpress.com/2013/12/15/ini-salah-satu-kesibukan-di-toko-ikan-hias/
SukaSuka
Wah… Salah ngetik. Maksud saya sekarang yg belakang pake ukuran 100/70-17
SukaSuka
mending digedein dikit drpd dicungkringin…belok aja ky mau ngesot..
SukaSuka
Itoe bethoel adanja 🙂
SukaSuka