Kisah Warga NU Patungan Biayai Haji Sukarno

image

M2000 – Bung Karno adalah seorang revolusioner besar yang banyak dikagumi baik di negri sendiri dan juga di luar negri .
Pergaulannya yang boleh dibilang gentle mudah sekali membaur dengan para pemimpin dunia .

Namun diantara kepiawaiannya dalam memimpin negara , ada satu kekurangan yang ada dalam dirinya saat itu .
Sebagai seorang pemimpin yang beragama Islam dalam sebuah negara yang mayoritas muslim , Sukarno belum bergelar haji , hal ini jentu menjadi ganjalan tersendiri.

Bagi masyarakat muslim Indonesia yang memiliki tradisi glorifikasi terhadap haji, ada yang kurang bagi sosok presiden yang belum haji.
Desakan kepada Bung Karno untuk menunaikan haji pun berdatangan dari segenap masyarakat. Terlebih saat Indonesia telah bisa mengorganisir pelaksanaan ibadah haji secara mandiri pada tahun 1951. Tak ada alasan lagi baginya untuk tak menggenapi rukun Islam tersebut.

Desakan kepada Bung Karno itu, salah satunya, muncul dari warga Nahdlatul Ulama Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura. Warga Nahdliyin di pulau garam itu, membentuk “Panitia Pemberangkatan Naik Hadji Presiden”.

Sebagaimana yang dilansir dalam majalah bulanan ‘Berita LINO’ Nomor 5 Tahun kedua (1 Djumadil Ula 1372/ 17 Djanuari 1953), kepanitian tersebut diketuai oleh  Raden H. Ahmad Saleh Walykrama.
Tugas kepanitian tersebut adalah mendesak Bung Karno untuk segera menunaikan ibadah haji.
Mereka berkirim surat ke PBNU untuk mendesak presiden. Selain itu, juga melakukan penggalangan dana sebagai konsekuensi atas desakan tersebut.

“Dalam suratnya yang dikirimkan kepada beberapa organisasi Islam, di antaranya kepada PBNU di Jakarta, panitia tersebut mengharapkan agar supaya Prsiden dalam masa haji tahun depan (1953) sudi kiranya mengerjakan ibadah haji dengan ketentuan, bahwa penduduk Ganding siap memikul sekadar konsekwensinya yang bertalian dengan keberangkatan itu,” demikian kutipan dalam berita LINO halaman 8 itu.

Desakan warga Ganding itu diteruskan oleh PBNU kepada Bung Karno. Mereka berharap Bung Karno segera menentukan pendiriannya untuk menunaikan ibadah haji. Surat dari PBNU itu pun mendapat balasan dari Kabinet Presiden.

“Dalam surat jawaban yang diterima PBNU dari Kabinet Presiden, dinyatakan bahwa memang sudah menjadi niat yang pasti bagi Paduka Yang Mulia Presiden untuk jika diizinkan oleh Yang Maha Kuasa pergi naik haji. Kapan niat itu akan dapat dilaksanakan, pada saat ini belum dapat direncanakan karena sudah barang tentu tergantung dari pada keadaan negara.”

Namun , ternyata pada tahun 1953 , Sukarno belum juga sempat menunaikan ibadah haji , begitu juga pada musim haji tahun 1954 , Sukarno gagal lagi melaksanakan ibadah haji , hal itu terkendala karena adanya polemik di kabinet pada saat itu .
Baru pada tahun 1955 , Sukarno akhirnya bisa menunaikan rukun islam kelima itu .

image

Cita-cita hidupku adalah mengabdi kepada Tuhan , kepada bangsa dan kepada manusia – H .Ir  Sukarno


📖 Halaqoh  – #regrann  55 haji

Ngobrol disini !